25 Februari 2010


--------Kereta Api
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) meliputi angkutan penumpang dan barang. Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan revisi UU No. 13/1992 yang menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 2008 PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan pemisahan Divisi Jabotabek menjadi PT Kereta Api Jabotabek untuk mengelola kereta api penglaju di daerah Jakarta dan sekitarnya. selama tahun 2008 jumlah penumpang melebihi 197 juta
PT Kereta Api (Persero) memberikan layanan kereta api penumpang dan barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan kereta api penumpang yang dijalankan secara teratur.Kereta penumpang Kapasitas angkut penumpang yang disediakan PT Kereta Api (Persero) di Jawa dan Sumatera adalah sebanyak 106.638 tempat duduk per hari dengan rasio kelas eksekutif (15%), bisnis (27%), dan ekonomi (59%). Bila tempat duduk dikaitkan dengan jarak tempuh, maka total kapasitas melambung menjadi sebanyak 41.528.450 tempat duduk per kilometer per hari dengan rasio kelas eksekutif (17%), kelas bisnis (25%), dan kelas ekonomi (58%).

-------Kelas Argo

Kelas Argo adalah kelas layanan tertinggi PT Kereta Api (Persero), yaitu dengan kereta penumpang berkapasitas 50/52 orang per kereta. Layanan yang disediakan adalah tempat duduk yang bisa diatur, pendingin udara, hiburan audio visual dan layanan makanan.

Rangkaian kereta api jenis ini mulai diluncurkan pada tanggal 31 Juli 1995 untuk memperingati 50 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada awalnya hanya dua kereta api yang dioperasikan, yaitu Argo Bromo yang melayani rute Gambir–Surabaya Pasar Turi dan Argo Gede yang melayani rute Gambir–Bandung. Saat ini, kereta api Argo Bromo telah digantikan dengan Argo Bromo Anggrek.

Kereta api kelas Argo lainnya adalah:
* Argo Bromo Anggrek yang melayani rute Surabaya PasarTuri-Gambir
* Argo Muria yang melayani rute Gambir–Semarang Tawang.
* Argo Lawu yang melayani rute Solo Balapan-Gambir
* Argo Dwipangga yang melayani rute Gambir-Yogyakarta–Solo Balapan.
* Argo Wilis yang melayani rute Bandung–Surabaya Gubeng.
* Argo Gede yang melayani rute Bandung-Gambir
* Argo Liman yang melayani rute Madiun-Gambir



------KERETA ARGO BROMO ANGGREK, SurabayaPasarTuri-JakartaGambir

KA Argo Bromo Anggrek mulai dioperasikan pada tanggal 24 September 1997. Produk ini merupakan pengembangan (derivatif merk) dari KA Argo Bromo Anggrek JS-950 yang diresmikan pertama kali perjalanannya oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli 1995 menandai Hari Teknologi Nasional 12 Agustus 1995.

Brand Bromo diambil dari nama salah satu gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Panorama Wisata Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.392 m ini selain menyimpan makna ritual kultural dan religius juga menyajikan keindahan kawah dan keasrian alam lingkungannya yang membuat kawasan Gunung Bromo menjadi sangat terkenal dan menjadi salah satu tujuan wisata utama turis domestik maupun mancanegara. Sebutan Anggrek digunakan untuk menandai adanya derivatif merk dari produk sebelumnya, sehingga warna eksterior kereta tersebut disesuaikan dengan panduan warna setangkai bunga anggrek.

Perjalanan Gambir - Surabaya Pasarutri sejauh 725 km melalui lintas Utara ditempuh dalam waktu 9 jam. KA Argo Bromo Anggrek dengan kapasitas 400 seat terdiri atas 8 rangkaian kereta kelas eksekutif dan dalam perjalanannya hanya berhenti di Stasiun Pekalongan dan Semarang.

KA Argo Bromo Anggrek menyediakan saranan hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video show (Show On Rail) . Selain saranan hiburan penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik ditempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai mini bar yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke. Semua ini sengaja didesain utnuk membuat penumpang seolah-olah berada di dalam hotel berjalan sehingga perjalanan bersama Argo Bromo Anggrek diharapkan dapat menghemat biaya akomodasi hotel dan setibanya di tujuan dalam kondisi fresh.


------KERETA ARGO DWIPANGGA, SoloBalapan-JakartaGambir

KA.Argo DwiPangga Pertama kali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI pada tanggal 21 April 1998 menggunakan nama KA Dwipangga. Akan tetapi seiring dengan tuntuan pelanggan yang menginginkan penambahan KA Argo koridor Jakarta - Solo, maka KA Dwipangga sengaja di redesign untuk layanan sekelas KA Argo, sehingga brand-nya pun diganti menjadi KA Argo Dwipangga pada tanggal 5 Oktober 1998.

Kata Argo digunakan sebagai brand image layanan kereta api eksekutif dan penamaan Dwipangga memang sengaja dibedakan dengan argo lainnya yang lazim menggunakan nama gunung mengingat nama Dwipangga dirasakan sudah sangat melekat di benak pelanggan. Kata Dwipangga diambil dari sebutan kendaraan Dewa Indra berupa gajah yang setia dan mampu melindungi pengendaranya dalam segala cuaca, sehingga menumbuhkan kebanggaan dan prestise bagi penumpangnya.

Perjalanan sejauh 576 km ditempuh dalam waktu sekitar 8 jam dan hanya berhenti di stasiun Purwokerto dan Yogyakarta. Argo Dwipangga dengan kapasitas 400 seat dan membawa 8 rangkaian kereta kelas eksekutif menawarkan alternatif perjalanan pada siang hari dari stasiun Gambir ke Solo Balapan dan perjalanan pada malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan alternatif perjalanan yang ditawarkan oleh KA Argo Lawu).



------KERETA ARGO PARAHYANGAN, Bandung-JakartaGambir

KA Argo Parahyangan pada peluncuran perdana tahun 2009 diberi indeks JB-250 yang memiliki arti bahwa perjalanan Jakarta - Bandung ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden RI. Kereta ini adalah awal dari Argo Gede dan Parahyangan yang telah merugi, sehingga namanya diganti menjadi KA.Argo Parahyangan dengan pengoperasian dari Bandung - Gambir begitu juga arah sebaliknya.

Kapasitas angkut yang tersedia adalam satu kereta api ini mencapai 300 tempat duduk (4 rangkaian kereta kelas eksekutif, 5 rangkaian kaereta kelas bisnis dan 1 gerbong kereta makan).

Kata Argo digunakan sebagai brand image layanan kereta api eksekutif, sedangkan kata Parahyangan diambil dari nama Bumi Parahyangan julukan bandung dan sekitarnya. Sangat populer bagi para masyarakat di Indonesia.

Perjalanan kereta api pada siang hari memungkinkan penumpang dapat menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Parahyangan bagian barat dengan jalan dan jembatan kereta api yang berkelak-kelok. Selain itu penumpang juga dapat menyaksikan hamparan Bendungan Jatiluhur.

Penumpang dapat memesan makanan dan minuman kepada pramugara/pramugari sesuai dengan menu pilihan yang disediakan serta bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai mini bar. Semua ini sengaja didesain untuk membuat layanan kereta api ini lebih nyaman.



------KERETA ARGO LAWU, SoloBalapan-JakartaGambir

Pada ujicoba pertama pada tanggal 13 Juli 1995 memang sengaja dilekatkan nama JS-750 yang menggambarkan keinginan kuat dari PT. Kereta Api (Persero) untuk melayani pemerjalan Solo - Jakarta dengan layanan kereta api yang memiliki waktu tempuh 7 jam bertepatan dengan momentum HUT Kemerdekaan RI ke-50. Pada tanggal 21 September 1996 dilekatkan nama KA Solo Jaya yang kemudian pada akhirnya diganti sesuai dengan strategi brand Argo dengan nama KA Argo Muria.

KA Argo Lawu membawa rangkaian sebanyak 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 tempat duduk. Perjalanan Solo- Jakarta (576 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih 7 jam 30 menit dan hanya berhenti di stasiun Yogyakarta dan Purwokerto.

Kata Argo selain berarti gunung juga merupakan brand image layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan konsumennya. Sedangkan nama Lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lawu) yang terletak disebelah Timur Laut kota Surakarta (wilayah administratif Kabupaten Karanganyar dan Magetan) yang memiliki ketinggian 3.245 km. Dengan puncak yang berupa dataran yang berbukit-bukit dan sisa-sisa kawah yang telah lama tidak aktif merupakan panorama yang sangat indah yang dapat kita saksikan dari Lembah Tawangmangu dan Telaga Sarangan.

Perjalanan kereta api dari stasiun Solo Balapan ke stasiun Gambir pada siang hari memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Banyumas, Kali Serayu dan Kali Progo. Sementara perjalanan dari Jakarta - Solo dilakukan pada malam hari. Selama dalam perjalanan pramugara dan pramugari yang terlatih serta ramah siap untuk menyajikan pelayanan yang dibutuhkan penumpang.



------KERETA ARGO LIMAN, Madiun-Bandung-JakartaGambir

KA.Argo Liman pertama kali diresmikan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 31 Juli 2000, menandai Hari Teknologi Nasional, tanggal 12 Agustus 2000.KA.Argo Liman lahir dari tuntutan para penumpang dan masyarakat yang tertarik oleh keindahan Bumi Parahyangan dan Hamparan Bendungan Jatiluhur. Nama Brand Argo Liman diambil dari sebuah gunung bernama “Liman” berketinggian 2.563m dari permukaan laut ,yang terletak di Pegunungan Wilis,JawaTimur. KA.Argo Liman juga melayani paket wisata layanan wisata seperti KA. Argo Wilis yang dilanjutkan menuju ke Bali dengan KA.Mutiara Timur,layanan wisata Ka.Argo Liman yaitu,dari Jakarta menuju Madiun bisa diteruskan ke Telaga Sarangan,Magetan dengan menggunakan minibus yang telah disiapkan oleh PT.KAI. Pada tanggal 23 Oktober 2004 pelayanan KA.Argo Liman ditingkatkan dengan menngunakan KA.Argo Liman II yang berangkat pada malam hari guna menambah pelayanan kepada para penumpang ke Jakarta dan Bandung yang sibuk urusan bisnis. KA.Argo Liman melayani rute koridor Madiun- Bandung- Jakarta Gambir dengan jarak 771 km dapat ditempuh dengan waktu 10 jam dan berhenti distasiun besar yaitu,Solobalapan,YogyakartaTugu,Cipeundeuy,Bandung,dan Jatinegara. KA.Argo Liman membawa rangkaian 6 gerbong yang terdiri atas 4 gerbong kereta penumpang,1 gerbong kereta makan dan 1 gerbong kereta barang pembangkit. KA.Argo Liman juga dilengkapi dengan fasilitas keamanan dan keselamatan sehingga bisa memberi kenyamanan dan kepuasan bagi para penumpang.




------KERETA ARGO MURIA, SemarangTawang-JakartaGambir

KA Argo Muria di launching pertama kali pada tanggal 22 Desember 1997. Kereta api ini menawarkan alternatif perjalanan dengan jadwal pemberangkatan pagi hari dari arah Semarang ke Jakarta dan sore hari dari arah sebaliknya.

Diikuti dengan peluncuran KA Argo Muria II pada tanggal 20 Mei 2001 yang menawarkan alternatif perjalanan yang berkebalikan dengan KA Argo Muria I sehingga sejak itu tersedia dua jadual pemberangkatan kereta api dari Semarang Tawang - Gambir maupun arah sebaliknya.

Argo selain berarti gunung juga merupakan brand image layanan kereta api eksekutif. Kata Muria berasal dari nama gunung ( Gunung Muria ) yang memiliki ketinggian 1.602 m diatas permukaan laut dan berada di sebelah utara kota Kudus (69 km dari arah kota Semarang). Kawasan gunung ini terkenal dengan berbgai macam satwa langka seperti ; burung plontang, elang muria, rusa dan kera.

Layanan kereta api yang memiliki kapasitas 350 tempat duduk ini terdiri dari 7 rangkaian kereta kelas eksekutif. Untuk perjalanan yang diklakukan pada siang hari, penumpang dapat menikmati indahnya panorama di pesisir Pantai Utara khususnya antara Pekalongan - Semarang.



------KERETA ARGO WILIS, SurabayaGubeng-Bandung

KA Argo Wilis dioperasikan pertama kalinya pada tanggal 8 November 1998. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu 11 jam dan selama dalam perjalanan hanya berhenti di stasiun Tasikmalaya, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan dan Madiun. Kereta api ini merupakan salah satu layanan eksekutif unggulan yang menghubungkan antara kota Bandung dengan kota Surabaya.

Kata Argo digunakan sebagai brand image layanan kereta api eksekutif. Kata Wilis diambil dari nama gunung Wilis yang memiliki ketinggian 2.169 m dari permukaan laut dan merupakan tataran pegunungan yang panjang dengan puncak tertingginya berada di kawasan Bajulan Nganjuk, Jawa Timur.

KA Argo Wilis dengan kapasitas angkut 200 seat 94 rangkaian kereta kelas eksekutif) menawarkan alternatif perjalanan pada siang hari yang memungkinkan perjalanan menikmati indahnya panorama pengunungan di Bumi Parahyangan, Banyumas, Kali Serayu dan Kali Progo.

Selama ini Argo Wilis sering dipakai sebagai mode transportasi penghubung dari Bandung ke obyek wisata yang ada di Pulau Bali dan sebaliknya. Setiba di Surabaya biasanya penumpang transit di VIP Room Stasioun Surabaya Gubeng untuk kemudian meneruskan perjalalan ke Banyuwangi dengan KA Mutiara Timur Malam dan samapai di Banyuwangi pada pagi hari. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan bus PT. Kereta Api (Persero) menuju Denpasar Bali. Demikian juga sebaliknya, berangkat dari Banyuwangi dengan menggunakan KA Mutiara Malam untuk samapai di Surabaya Gubeng, kemudian transit di VIP Room Stasiun Surabaya Gubeng dan meneruskan perjalanan menuju Madiun, Solo, Yogyakarta, Kutoarjo, Tasikmalaya maupun Bandung dengan menggunakan KA Argo Wilis.

Jika ingin berwisata dalam satu paket dari Bandung ke Yogyakarta, Solo, Surabaya ataupun Denpasar begitu juga sebaliknya disarankan untuk menggunakan KA Argo Wilis.

-------Kelas Satwa, Eksekutif

Kelas Satwa adalah kelas layanan kedua tertinggi, dengan kereta penumpang kelas eksekutif (52 penumpang) dan bisnis (64 penumpang). Layanan kelas Satwa, EKsekutif dan Bisnis diberikan pada jalur-jalur berikut ini:

* Sancaka yang melayani rute Surabaya Kota–Yogyakarta.
* Mutiara Timur yang melayani rute Surabaya Kota–Banyuwangi hingga Denpasar,Bali menggunakan bus dari Banyuwangi.
* Lodaya yang melayani rute Bandung-Solo Balapan.
* Gajayana yang melayani rute Gambir-Malang.
* Bima yang melayani rute Jakarta Kota-Yogyakarta-Surabaya Gubeng.
* Taksaka yang melayani rute Jakarta Kota-Yogyakarta.
* Sembrani dan Gumarang yang melayani rute Jakarta Kota–Surabaya Pasar Turi.
* Turangga yang melayani rute Bandung–Surabaya Gubeng.
* Purwojaya yang melayani rute Cilacap-Purwokerto-Jakarta
* Parahyangan yang melayani rute Bandung-Gambir



-----KERETA BANGUNKARTA, Jombang-Madiun-JakartaPasarSenen

KA Bangunkarta dioperasikan pertama kali pada bulan Januari 1985 melayani pemerjalan ekonomi dari Jombang/Madiun ke Jakarta. Pada tanggal 24 Desember 1994 layanan KA Bangunkarta ditingkatkan dengan menambah rangkaian kereta kelas bisnis, dan sejak tanggal 1 Agustus 1996 semua rangkaian berubah layanannya menjadi kelas bisnis.

Penambahan layanan kelas eksekutif dilakukan sejak tanggal 1 Februari 1999 dan pada tanggal 1 Juli 2001 sampai dengan sekarang KA Bangunkarta melayani pemerjalan eksekutif dan bisnis dengan membawa rangkaian 2 kereta kelas eksekutif dan 8 kereta kelas bisnis. Perjalanan sejauh 738 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan hanya berhenti di Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang Tawang, Madiun, Nganjuk dan Kertosono.

Nama Bangunkarta diambil dari singkatan nama kota asal dan tujuan kereta api yaitu jomBANG melalui madiUN dan jaKARTA (BANGUNKARTA). Ditawarkan layanan kelas eksekutif dan bisnis dengan kapasitas mencapai 616 tempat duduk.



------KERETA BIMA, SurabayaGubeng-JakartaGambir

KA Bima pertama kali diluncurkan pada bulan Maret 1967, merupakan awal dari sejarah pengoperasian kereta api dengan fasilitas pengatur suhu ruangan/ Air Conditioner di Indonesia. Melayani pemerjalan koridor Jakarta - Surabaya dan berjalan menembus birunya malam yang menjadi dasar dari penamaan BIMA (Biru Malam). Selain itu kata Bima dianalogikan pula dengan nama dari salah satu tokoh pewayangan Bima yang memang digambarkan memiliki karakter tubuh tinggi besar, kokoh, kekar, kuat dan pemberani. Sejumlah karakter itu senganja dilekatkan pada KA Bima untuk menggambarkan kehandalan perjalanan dan kualitas pelayanannya yang selalu siap dalam berbagai cuaca.

Diawal pengoperasiannya, KA Bima dilengkapi dengan fasilitas tempat tidur dan eksterior kereta yang sengaja dicat dengan warna biru. Namun sesuai dengan keinginan dari pelanggan sejak tanggal 9 Juni 1990 KA Bima mengalami perubahan interior menjadi kereta kelas eksekutif dengan tetap dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC).

Perjalanan Gambir - Surabaya Gubeng (825 km) melalui Lintas Selatan ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan berhenti di stasiun Cirebon, Purwokerto, Solo Balapan, Madiun, Kertosono dan Jombang. Selain itu, banyak penumpang KA Bima yang melanjutkan perjalanan ke Denpasar dengan menggunakan KA Mutiara Timur.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan sejak tanggal 1 Agustus 2002 rangkaian KA Bima sengaja diganti dengan rangkaian kereta api sekelas Argo dengan kapasitas angkut sebanyak 400 orang (membawa rangkaian 8 kereta kelas eksekutif).



------KERETA GAJAYANA, Malang-Yogyakarta-JakartaKota

KA Gajayana diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 28 Oktober 1999. Layanan kereta api dengan kapasitas 416 tempat duduk dan terdiri dari 8 kereta kelas eksekutif ini melayanai pemerjalan koridor Malang - Jakarta.

Perjalanan sejauh 907 km ditempuh dalam waktu sekitar 14 jam 30 menit dan hanya berhenti di Stasiun Blitar, Tulung Agung, Kediri, Madiun, Solo, Yogyakarta dan Purwokerto.

Sebutan Gajayana diambil dari nama seorang raja kerajaan Kanjuruhan yang bernama Sang Liswa (anak dari Dewasimha), dan terkenal dengan gelar Gajayana yang sangat dicintai oleh para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketentraman di seluruh negeri. Kerajaan Kanjuruhan ini berpusat di wilayah Dinoyo Malang.
Fasilitas yang ada didalam KA Gajayana didesain untuk kereta api sekelas eksekutif Satwa.


------KERETA LODAYA, Madiun-Bandung

Sempat dikenal dengan nama KA Pajajaran/Senja Mataram. Produk ini diluncurkan pertama kali pada tanggal 11 Maret 1992 melayani pemerjalan koridor Yogyakarta - Bandung dan sejak tanggal 1 September 1992 diperluas layanannya untuk melayani pemerjalan koridor Solo - Bandung. Sampai sekarang ini KA.Lodaya melayani koridor Madiun-Bandung dan sebaliknya.

Utnuk meningkatkan pelayanan dan lebih mendekatkan kepada pelanggan, pada tanggal 2 Mei 2000 dilakukan peremajaan rangkaian KA Pajajaran/Senja Mataram dan diganti namanya menjadi KA Lodaya. Nama Lodaya diambil dari cerita rakyat di Tatar Sunda yakni Macan Lodaya yang merupakan penjelmaan dari Prabu Siliwangi ketika berhadapan dengan Prabu Kian Santang.

Kereta api ini menawarkan alternatif perjalanan pada siang hari hari dari arah Madiun menuju Bandung dan arah sebaliknya, sehingga tepat saat adzan maghrib berkumandang di sejumlah masjid pada saat itulah KA Lodaya memasuki Kota Bandung.

Dalam perjalanan Bandung - Madiun pada siang hari pemerjalan dapat menikmati indahnya panorama Bumi Parahyangan Bagian Timur. Perjalanan sejauh 447 km ditempuh dalam waktu 10 jam dan hanya berhenti di stasiun Tasikmalaya, Banjar, Kutoarjo, Yogyakarta, Klaten, Solobalapan, Sragen, dan Paron.



------KERETA MUTIARA TIMUR, SurabayaGubeng-Banyuwangi

KA Mutiara Timur dioperasikan pertama kali pada tahun 1972 dengan menawarkan layanan kelas ekonomi dan bisnis sejak tanggal 7 April 1996 diluncurkan layanan baru dengan menggantinya menjadi kelas bisnis dan eksekutif. Kereta api ini sengaja di redesign untuk mereka pemerjalan bisnis dan eksektutif yang menginginkan perjalanan ke Pulau Bali dan sebaliknya. Lintas Surabaya - Banyuwangi dengan jarak 307 km ditempuh dalam waktu sekitar 6 jam 30 menit.

Dalam perjalanannya, kereta api dengan kapasitas 360 tempat duduk yang terdiri atas 2 kereta kelas eksekutif dan 4 kereta kelas bisnis ini berhenti di Stasiun Sidoarjo, Bangil, Probolinggo, Tanggul, Rambipuji, Jember, Kalisat, Kalibaru dan Rogojampi. Untuk penumpang yang akan meneruskan perjalanan dari Banyuwangi ke Denpasar dan sebaliknya disediakan bus eksekutif sebagai bagian dari keseluruhan pelayanan yang disajikan oleh PT. Kereta api (Persero). Setiap harinya terdapat dua alternatif perjalanan kereta api dari Surabaya - Banyuwangi dan dari arah sebaliknya dengan jadwal pemberangkatan pada pagi dan malam hari



------KERETA PURWOJAYA, Cilacap-Purwokerto-JakartaPasarSenen

Peluncuran pedana KA Purwojaya dilakukan pada awal Maret 1995. KA Purwojaya melayani pemerjlaan koridor Cilacap - Purwokerto - Jakarta dengan kapasitas 584 tempat duduk dan menyediakan layanan kelas bisnis dan eksekutif.

Perjalanan sejauh 454 km ditempuh dalam waktu 7 jam dan hanya berhenti di Stasiun Kroya, Purwokerto , Cirebon dan Jatinegara. Rangkaian kereta api ini terdiri dari 2 kereta kelas eksekutif dan 7 kereta kelas bisnis. Alternatif perjalanan ditawarkan malam hari dari Cilacap - Jakarta dan siang hari dari arah sebaliknya.



------KERETA SANCAKA, YogyakartaTugu-SurabayaGubeng

Pada tanggal 21 Mei 1997 dioperasikan pertama kalinya KA Sancaka untuk pemerjalan korodor Yogyakarta - Surabaya. Perjalanan sejauh 311 km dari Yogyakarta - Surabaya ditempuh dalam waktu kurang dari 5 jam.

Rangkaian KA Sancaka memiliki kapasitas sebanyak 496 tempat duduk dan menawarkan layanan untukpemerjalan kelas eksekutif dan bisnis. Sancaka diambil dari nama seekor ular naga sakti yang siap melindungi.

Guna memenuhi permintaan pelanggan sejak tanggal 1 Desember 2002 diluncurkan KA Sancaka II yang menawarkan alternatif perjalanan pada pagi hari dari Yogyakarta - Surabaya dan sore atau malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan perjalanan yang ditawarkan oleh Sancaka I).


------KERETA SEMBRANI, SurabayaPasarTuri-JakartaPasarSenen

Peluncuran perdana KA Sembrani dilakukan pada tanggal 1 Oktober 1995. Produk ini merupakan pembaharuan dan inovasi dari KA Mutiara Utara yang sudah beroperasi mendahuluinya.

Nama Sembrani diambil dari cerita legenda masyarakat tempo dulu yang menggambarkan seekor kuda bersayap yang dapat terbang dan sangat berani. Dalam cerita pewayangan kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Batara Wisnu. Sementara menurut hikayat rakyat Jawa, Sembrani merupakan alat transportasi bagi raja, ratu dan senopati yang konon menurut cerita bila bepergian selalu menggunakan kuda Sembrani agar dapat dengan mudah dan cepat sampai di tujuan. Legenda ini melekat pada KA Sembrani yang melayani pemerjalan koridor Jakarta - Surabaya Pasarturi (725 km).


Kereta api yang memiliki kapasitas 416 tempat duduk ini (8 kereta kelas eksekutif) menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari melalui lintas Utara Pulau Jawa dengan waktu tempuh sekitar 10 jam 30 menit dan hanya berhenti di stasiun Pekalongan, Semarang Tawang, Cepu dan Bojonegoro.


------KERETA TAKSAKA, YogyakartaTugu-JakartaGambir

KA Taksaka mulai dioperasikan pada tanggal 19 September 1999 utnuk melayani pemerjalan koridor Yogyakarta - Jakarta.

Taksaka merupakan nama lain dari seekor ular besar/naga dalam cerita pewayangan yang baik hati dan pengayom, sehingga dijadikan sebagai lambang kehandalan pelayanan kereta api.

Perjalanan sejauh 517 km ditempuh dalam waktu kurang dari 8 jam dan hanya berhenti di stasiun Kutoarjo, Pruwokerto dan Cirebon.

Untuk memenuhi permintaan pelanggan pada tanggal 17 Oktober 2001 diluncurkan KA Taksaka II yang menawarkan perjalanan siang hari dari Yogyakarta ke Jakarta dan pada malam hari dari arah sebaliknya, sehingga sejak itu terdapat dua alternatif pilihan perjalanan KA Taksaka pada siang dan malam hari dari stasiun Yogyakarta - Gambir atau sebaliknya.

Rangkaian KA Taksaka terdiri atas 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas sebanyak 416 tempat duduk.


------KERETA TURANGGA, SurabayaGubeng-Bandung

KA Turangga yang melayani pemerjalan koridor Bandung - Surabaya mulai diopersikan pada tanggal 2 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 jam dan hanya berhenti di stasiun Tasikmalaya, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun dan Kertosono.

Nama Turangga diambil dari nama lain kuda tunggangan para raja/bangsawan di Jawa yang melambangkan kendaraan yang bisa melaju dengan kencang dalam berbagai cuaca untuk melambangkan pelayanan angkutan kereta api yang handal, cepat dan nyaman.

Kereta api dengan desain layanan sekelas eksekutif Satwa ini menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari dengan membawa rangkaian sebanyak 6 kereta dengan 312 tempat duduk.

------KERETA MALABAR, Malang-Bandung

Pada hari Jumat 30 April 2010 pukul 15.30 PT.KAI meluncur perjalanan perdana KA Malabar (Malang-Bandung Raya) secara bersamaan baik dari Stasiun Bandung maupun dari stasiun Malang. Peresmian dari stasiun Bandung aka dilakukan oleh Menteri BUMN, Mustafa Abubakar. Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan dan Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan didampingi pejabat terkait lainnya.

Sesuai jadwal perjalanannya, KA Malabar yang menempuh jarak sejauh 779 km ni dijadwalkan tiba di stasiun Malang pukul 08.11 WIB dengan melewati Solobalapan, Paron, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Blitar dan Kepanjen. Adapun perjalanan KA Malabar dari Malang dijadwalkan tiba di Stasiun Bandung pukul 08.37 WIB.

KA Malabar tujuan Bandung-Malang PP ini sebagai perwujudan dari aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya kereta api dari Bandung langsung menuju Malang Jawa Timur. Masyarakat tinggal memilih kelas KA yang diinginkan sesuai kemampuannya, karena disediakan 3 macam kelas sekaligus, yaitu eksekutif, bisnis dan ekonomi plus.

Dengan waktu tempuh sekitar 16 jam KA ini melalui jalur selatan dengan jadwal perjalanan malam hari. Target penumpang selain dari stasiun pemberangkatan sendiri (Bandung dan Malang) juga dari stasiun-stasiun pemberhentian yang dilewatinya. Kami mengupayakan kenyamanan yang lebih, seperti tingkat kebersihan kereta, tidak adanya pedagang asongan yang naik diatas KA Malabar ini meskipun ada kelas ekonominya dan tenaga keamanan yang cukup.

Adapun beberapa kereta selain kereta biasa yang dikelola PT.Kereta Api Indonesia yaitu :

------Kereta Rel Diesel Elektrik

Kereta Rel Diesel Elektrik hasil modifikasi Industri Kereta Api INKA dari KRL BN-HOLEC

Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) merupakan suatu bentuk Transportasi Cepat Massal (MRT, mass rapid transport) yang memadukan mesin diesel dengan teknologi yang dipakai pada Kereta Rel Listrik.

Kereta Rel Diesel adalah unit kereta api yang terdiri dari beberapa gerbong didukung oleh satu atau lebih mesin diesel on-board (terpasang). Mereka juga disebut sebagai railcar atau railmotor, di beberapa negara.


Pada KRDE, mesin diesel dipakai sebagai pembangkit tenaga listrik. Energi listrik yang dihasilkan diolah lagi pada VVVF (variable voltage variable frequency) inverter, yaitu suatu rangkaian yang dapat mengubah frekuensi dan tegangan listrik, yang digunakan sebagai kontrol motor induksi. Selanjutnya, output tegangan yang dihasilkan dialirkan ke traction motor (TM) yang ada pada roda. satu TM hanya menggerakan satu roda - jadi dalam satu railcar terdapat empat TM.

Jumlah TM yang ada pada satu set KRDE tergantung dari besarnya daya listrik yang dihasilkan generator. keuntungan dari sistem ini antara lain mesin diesel yang terpusat, getaran yang dihasilkan cukup kecil, tidak begitu bising, dan tarikan (akselerasi) lebih besar (3,7 m/s2).
Daftar isi

1 Rangkaian KRDE
2 KRDE di Indonesia
2.1 KRDE Prameks
2.2 KRDE Rencang Geulis
2.3 KRDE Arek Surokerto



Lima unit per rangkaian KRDE tersebut terdiri atas satu unit kereta mesin (engine, KDE) diesel, satu unit kereta ko-trailer, dua unit kabin trailer dan satu unit trailer ditambah kabin masinis. Pada kondisi beban normal 1 set KRDE dapat mengangkut total penumpang duduk dan berdiri sebanyak 920 orang. KRDE ini diberi kode KDE-3, yang berarti KRDE kelas ekonomi.
[sunting] KRDE di Indonesia
[sunting] KRDE Prameks

KRDE Prameks merupakan prototipe pertama dari PT Inka Madiun diuji coba pada 1 Maret 2006[1] untuk dioperasikan pada lintasan Yogyakarta- Surakarta pada tanggal 13 Maret 2006. Rangkaian KRDE Prameks ini adalah yang pertama kali dioperasikan KRDE di Indonesia, merupakan hasil modifikasi dari Kereta Rel Listrik (KRL) Holec.
[sunting] KRDE Rencang Geulis

KRDE Rencang Geulis[2] diresmikan pertama sekali pada 22 April 2009 yang melayani lintasan Padalarang - Cibatu. Pengoperasian KRDE tersebut diharapkan mampu meningkatkan pelayanan penumpang KA jurusan Padalarang-Cibatu yang selama ini hanya mengandalkan KA Ekonomi Simandra.
[sunting] KRDE Arek Surokerto

KRDE[3] Arek Surokerto dioperasikan pada tanggal 29 Agustus 2009 untuk melayani lintas Surabaya - Mojokerto. KRDE ini terdiri dari 2 set (sepuluh unit) merupakan hasil modifikasi dari Kereta Rel Listrik (KRL) ABB Hyundai menjadi KRDE, dengan lingkup pengerjaan meliputi penggantian komponen utama, perbaikan carbody existing dan penambahan 1 unit kereta (carbody) baru pada setiap set KRDE. Perubahan mendasar adalah pada sumber daya utama yang semula berasal dari listrik aliran atas menjadi 2 unit diesel generator set aplikasi traksi kereta api dengan kapasitas masing-masing 559 kw dipasang pada trailer engine cabin.

------Kereta Rel Diesel

Pada KRD yang menggunakan konstruksi hidraulik, mesin diesel (yang terletak di bagian bawah chasis) berhubungan langsung dengan penggerak roda secara mekanik. Sistem ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah dapat menerobos rel yang tergenang banjir yang tidak dapat dilewati KRL, dan tidak membutuhkan perawatan secara elektris; namun kereta ini memiliki kekurangan, yaitu getaran lebih besar dan lebih bising dari KRL atau KRDE, karena pada KRD satu mesin hanya dapat digunakan untuk satu gerbong.

------Kereta Rel Diesel Indonesia


Kereta Rel Diesel Indonesia (disingkat KRDI) merupakan jenis Kereta Rel Diesel yang dirakit oleh PT. INKA Madiun, hampir seluruh rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong per set (kecuali KRDI Aceh yang hanya terdiri dari dua set gerbong).
Daftar isi


1 Spesifikasi teknis KRDI
2 Armada KRDI
2.1 Kaligung Ekonomi (Daop 4 Semarang)
2.2 Banyubiru (Daop 4 Semarang)
2.3 Blora Jaya (Daop 4 Semarang)
2.4 Madiun Jaya (Daop 7 Madiun)
2.5 Sri Lelawangsa (Divre I Medan)
2.6 Seminung (Divre III Sumsel & Lampung)
2.7 Aceh

Spesifikasi teknis KRDI

Formasi: 2 kereta dan 4 kereta
Kecepatan maksimum: 100 km/h
Mesin: Cummins N-14 E-R3
Sistem transmisi: Voith Turbo T 211 re. 4
Komponen penggerak: KE-456
Komponen roda: SK-456
Jenis bogie: K2 (bolsterless)
Daya keluaran mesin: 386 kW
Daya keluaran transmisi: 350 kW
Massa total rangkaian: 95 ton (2 kereta), 190 ton (4 kereta)

Armada KRDI

Semua set KRDI ini tersebar di berbagai relasi perjalanan dengan stamformasi masing-masing sebagai berikut:
Kaligung Ekonomi (Daop 4 Semarang)

KRDI-3-08201 (MEC1) - KRDI-3-08202 (T) - KRDI-3-08203 (T) - KRDI-3-08204 (MEC2)
Banyubiru (Daop 4 Semarang)

KRDI-3-08205 (MEC1) - KRDI-3-08206 (T) - KRDI-3-08207 (T) - KRDI-3-08208 (MEC2)
Blora Jaya (Daop 4 Semarang)

KRDI-3-09213 (MEC1) - KRDI-3-09214 (T) - KRDI-3-08215 (T) - KRDI-3-08216 (MEC)
Madiun Jaya (Daop 7 Madiun)

KRDI-3-09217 (MEC1) - KRDI-3-09218 (T) - KRDI-3-09219 (T) - KRDI-3-09220 (MEC2)
Sri Lelawangsa (Divre I Medan)

KRDI-3-09201 (MEC1) - KRDI-3-09202 (T) - KRDI-3-09203 (T) - KRDI-3-09204 (MEC2) KRDI-3-09205 (MEC1) - KRDI-3-09206 (T) - KRDI-3-09207 (T) - KRDI-3-09208 (MEC2)
Seminung (Divre III Sumsel & Lampung)

KRDI-3-09209 (MEC1) - KRDI-3-09210 (T) - KRDI-3-09211 (T) - KRDI-3-09212 (MEC2)
Aceh

KRDI-3-??2?? (MEC1) - KRDI-3-??2?? (MEC2) (belum operasional)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar